Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Babak Belur, Garuda Indonesia (GIAA) Minta Tambah Modal

Maskapai penerbangan milik pemerintah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengkaji opsi penambahan modal dari pemegang saham akibat ketatnya kondisi neraca keuangan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengkaji opsi penambahan modal dari pemegang saham akibat ketatnya kondisi neraca keuangan.

Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono mengatakan neraca keuangan perseroan memang tengah tertekan. Rasio utang terhadap ekuitas emiten berkode saham GIAA itu telah memasuki masa kritis.

Menurutnya, debt to equity ratio (DER) Garuda yang tercatat mencapai 1,1 kali, dinilai terlalu ketat untuk mendukung kinerja perseroan. "Target DER tetap 1,1 kali, kalau lebih dari itu agak berat balance sheet-nya," ujarnya, Jumat (8/8/2014).

Hingga akhir Juni 2014, total utang Garuda mencapai US$1,2 miliar dengan nilai ekuitas mencapai US$1 miliar. Sehingga, katanya, DER perseroan mencapai 1,1 kali dengan utang jatuh tempo tahun ini mencapai US$200 juta-US$300 juta.

Dia menjelaskan untuk mempertahankan DER dapat dilakukan dengan penambahan modal dari pemegang saham. Diperkirakan penambahan modal akan dilakukan pada 2015 setelah perseroan membicarakan secara resmi dengan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas.

Kondisi keuangan yang ketat itu, sambungnya, membuat perseroan akan mengajukan sejumlah opsi kepada pemegang saham selain melalui penambahan modal. Penerbitan saham baru atau right issue dan menjual aset produktif juga menjadi pilihan untuk memperkuat permodalan.

Akan tetapi, opsi right issue sudah tidak mungkin dilakukan karena terkendala jumlah saham pemerintah yang diatur oleh Undang-Undang.

Sebelumnya, perseroan telah menggelar right issue pada semester I/2014. Perseroan menawarkan sebanyak 3.227.930.633 lembar saham biasa atas nama seri B atau 12,48% dari enlarged capital dengan harga Rp460 per lembar.

Perseroan meraup dana segar Rp1,4 triliun dalam pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I tersebut. Dana yang diperoleh digunakan untuk pengembangan armada baru dan belanja modal lainnya.

Per 30 Juni 2014, saham Dwiwarna mencapai US$772,24 juta atau setara dengan 60,5% dari total saham. Kemudian disusul oleh Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airways sebesar US$314,29 juta atau 24,62% dan saham publik US$189,54 juta atau 14,85%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper