Bisnis.com, MELBOURNE - Sentimen geopolitik mulai memberikan dorongan terhadap harga minyak mentah setelah muncul perkembangan terbaru terkait konflik di Timur Tengah.
Partai Demokrat Kurdistan dalam keterangannya mengatakan pejuang Kurdi di Irak berhasil merebut kembali kota-kota di perbatasan Utara yang sebelumnya diduduki militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Pejuang Kurdi merebut kembali Sinjar dan Rabia’ah dekat perbatasan Suriah. Setidaknya 50 militan ISIS tewas ketika pasukan keamanan berjuang merebut Desa Wana di Selatan bendungan Mosul.
Christopher Bellew, senior broker Jefferies Bache Ltd., mengatakan bahwa pasar kembali berubah setelah mengalami koreksi tajam baru-baru ini.
“Harga minyak mentah sampai saat ini masih bertahan. Pasalnya, situasi geopolitik yang memanas kembali menjadi faktor pendorong,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Selasa (5/8/2014).
Pada perdagangan Selasa (5/8/2014) sore, WTI untuk pengiriman September naik 13 sen atau 0,13% ke level US$98,42 per barel.
Sementara itu, Brent untuk pengiriman September sedikit terkoreksi 9 sen atau 0,09% ke level US$105,32 per barel.