Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan penggunaan fasilitas hedging di Tanah Air diproyeksi terus meningkat sejalan pergerakan fluktuatif rupiah.
Hedging menjadi salah satu cara meminimalis risiko kerugian akibat selisih bunga yang dalam dolar, sementara bisnis dijalankan dengan mata uang rupiah.
Wiwig Wahyu Santoso, Head of Treasury & Markets PT Bank DBS Indonesia menuturkan perkembangan pemanfaatan hedging di Indonesia terus bertumbuh.
“Beberapa tahun lalu mungkin hanya sebulan sekali ada nasabah yang meminta hedging. Namun, sekarang setiap hari selalu ada,” ujarnya dalam bincang-bincang bersama redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Kamis (24/7/2014).
Menurutnya, beberapa perusahaan yang perlu melakukan hedging antara lain perusahaan yang membutuhkan pembiayaan jangka panjang, sehingga dapat mengunci risiko akibat fluktuasi rupiah.
Adapun, DBS pada tahun ini berencana memperbesar pangsa kredit usaha kecil dan menengah (small and medium enterprise). Pada tahun ini, perusahaan berbasis di Singapura itu juga mulai masuk dalam bisnis KPR.