Bisnis.com, JAKARTA— Emiten semen diharapkan terus memacu peningkatan produksi untuk menggarap potensi pasar dalam rangka pembangunan Indonesia kedepannya.
Analis Investa Saran Mandiri Jhon Veter dan Kiswoyo Adi Joe mengatakan setelah Pilpres 2014 selesai, fokus selanjutnya adalah pembangunan ekonomi Indonesia, dan hal itu tidak akan terlepas dari pembangunan infrastruktur negara.
“Sektor semen adalah sektor yang diuntungkan dari pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia,” paparnya dalam riset yang diterima Bisnis, Rabu (23/7/2014).
Dia menilai pemenuhan kebutuhan semen di Indonesia masih sangat kecil. Konsumsi semen, lanjutnya, baru mampu mensuplai 20% dari permintaan nasional.
“Kebutuhan semen di Indonesia masih sekitar 65-68 juta ton per tahun. Jika pemerintahan baru mengutamakan pembangunan infrastruktur, maka kebutuhan semen akan melonjak ke 95-97 juta ton per tahun di 2017,” tambahnya.
Melihat kondisi dan rencana produsen semen di Indonesia saat ini, dia memprediksi kapasitas produksi semen di Indonesia baru akan mencapai 90-95 juta ton pada 2017. Artinya, masih ada kekurangan sekitar 2-5 juta ton per tahun.
“Kami memprediksi 2017 merupakan kunci bagi produsen semen di Indonesia, jika mereka tidak siap, maka akan terjadi penurunan pangsa pasar domestik di tengah kebutuhan semen yang meningkat,” ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, pangsa pasar semen domestik terbesar masih dikuasai oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sekitar 40%-45%. Dia melihat, BUM semen itu sudah mulai mengantisipasi adanya lonjakan permintaan semen seiring rencananya untuk kembali mengakuisisi perusahaan semen di Vietnam.