Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI BURSA (21/7/2014): Hasil Resmi Pilpres Jadi Kunci Pergerakan Indeks

Kondisi keamanan dan situasi politik seiring pengumuman resmi hasil Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum menjadi kunci bagi pergerakan indeks harga saham gabungan pekan ini.
   Situasi politik seiring pengumuman resmi KPU jadi kunci bagi pergerakan indeks. /
Situasi politik seiring pengumuman resmi KPU jadi kunci bagi pergerakan indeks. /

Bisnis.com, JAKARTA—Kondisi keamanan dan situasi politik seiring pengumuman resmi hasil Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum menjadi kunci bagi pergerakan indeks harga saham gabungan pekan ini.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan meski salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden sudah menyampaikan keinginan ditundanya pengumuman tersebut, pasar diperkirakan tidak terpengaruh banyak. Apalagi, dari hasil rekapitulasi sampai saat ini tidak jauh berbeda dengan versi quick count sebagian besar lembaga survei.

“Indeks pekan ini masih volatile dan bergerak lebar, support di rentang 5.000-5.100 dan resistance 5.200-5.650,” sebutnya kepada Bisnis, Minggu (20/7/2014).

Lebarnya rentang indeks dinilai dapat terjadi jika euforia kembali terjadi usai pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pasalnya, ujar Satrio, selama ini pemodal asing masih menahan diri untuk masuk ke pasar.

Dia memandang dana asing yang masuk belum terlalu besar, rerata per hari sekitar Rp400-500 miliar.

Namun, kemungkinan euforia ini juga tidak akan berlangsung lama lantaran indeks sudah bergerak cukup tinggi beberapa pekan terakhir.

Selain itu, kondisi fundamental Indonesia dan emiten belum dapat memertahankan tingginya posisi indeks harga saham gabungan (IHSG). Data ekonomi nasional seperti inflasi dan neraca perdagangan baru akan keluar bulan depan.

Aksi ambil untung alias profit taking pun diperkirakan masih terjadi. “Kita belum tahu kekuatan pemodal asing seperti apa, apakah setelah Pemilu mereka akan masuk besar atau tidak,” tutur Satrio.

Terkait Lebaran, dia menilai investor akan hati-hati, termasuk investor lokal. Tetapi, selama situasi tetap kondusif maka mestinya tidak akan berpengaruh negatif terhadap indeks.

Di sisi sektoral, sektor properti dan infrastruktur dipandang masih akan menunjukkan penguatan pekan ini terdorong sentimen Pemilu. Tetapi, sektor pertambangan mesti diwaspadai jika rupiah terapresiasi.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya juga menegaskan pentingnya menjaga situasi tetap aman usai pengumuman KPU. “Kalau aman, indeks akan naik. Bisa jadi capital inflow asing makin besar,” ujarnya.

William memerkirakan IHSG bakal berada di rentang 5.100-5.251 minggu ini.

Di sisi sektoral, dia menyebut properti dan aneka industri akan terkerek menjelang Lebaran dan faktor ekspektasi Pemilu. Properti terdorong lantaran berkaitan dengan infrastruktur. Sementara, sektor infrastruktur menjadi salah satu perhatian utama kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden saat ini.

Sepanjang pekan lalu, IHSG bergerak di rentang 5.021,06-5.128,51. Pada penutupan sesi perdagangan, Jumat (18/7), indeks ditutup di level 5.087,01. Posisi ini lebih baik dibandingkan seminggu sebelumnya yang berada di level 5.032,6.

Pada penutupan pekan lalu, tercatat hanya sektor perdagangan dan jasa yang berakhir di zona merah setelah turun 0,34%.

Penguatan di sektor lain terjadi hampir merata, dipimpin oleh infrastruktur dan transportasi yang tumbuh 0,78%. Diikuti oleh properti yang naik 0,7%, aneka industri menghijau 0,67%, industri dasar dan kimia 0,58%, manufaktur 0,41%, finansial 0,22%, dan pertambangan 0,19%. Adapun agribisnis dan konsumer sama-sama menguat 0,16%.

Indeks utama seperti LQ45 dan IDX30 juga memerlihatkan kenaikan, masing-masing naik 0,48% dan 0,47%. Bisnis-27 juga menghijau 0,51%.

Beberapa hal yang dapat diperhatikan pekan ini selain pengumuman KPU antara lain data ekonomi Cina, pergerakan indeks Nikkei di Jepang, data ekonomi Eropa, tingkat kepercayaan berbisnis di Prancis, serta data ekonomi AS termasuk tingkat inflasi, tingkat pengangguran, dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper