Bisnis.com, JAKARTA— Surat utang pemerintah berdenominasi euro yang diterbitkan pertama kali kemarin terbukti mendapat permintaan yang tinggi setelah oversubscribed 6,7 kali.
Dalam keterangan di situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan yang dikutip Bisnis, Kamis (3/7/2014), disebutkan obligasi ini memiliki tenor 7 tahun dan nilainya 1 miliar euro. Tingkat kupon di level 2.875%, sedangkan yield sebesar 2,976%.
Total penawaran yang masuk untuk obligasi seri RIEUR0721 itu adalah 6,7 miliar euro. Sehingga, terjadi oversubscription hingga 6,7 kali.
Adapun distribusi obligasi ini yaitu 24% kepada investor Inggris Raya, 24% untuk investor Asia, 19% investor Jerman dan Austria, 18% investor AS, 4% investor Swiss, dan 11% untuk investor asal Eropa lainnya.
Dari jumlah itu, alokasi yang diterima asset managers sebesar 65%, bank atau private bank 15%, bank sentral sekitar 12%, serta asuransi atau dana pensiun 8%.
Dalam penawaran ini, lembaga pemeringkat Fitch memberikan rating BBB-, S&P BB+, dan Moody’s Baa3. Seluruhnya dengan outlook stabil.
Pemerintah menggandeng Bank of America, Merrill Lynch, Citigroup Inc., serta Deutsche Bank sebagai joint lead managers dan joint bookrunners. Sementara, PT Bahana Securities, PT Danareksa Securities, dan PT Mandiri Sekuritas menjadi co-managers.
Menurut DJPU, transaksi ini merupakan bagian program Global Medium Term Notes (GMTN) Indonesia yang nilainya mencapai US$25 miliar.
Obligasi berdenominasi euro dilakukan sebagai salah satu strategi diversifikasi sumber pembiayaan dan peluasan basis investor global. Dana yang diperoleh bakal digunakan memenuhi sebagian target pembiayaan APBN-P 2014.