Bisnis.com, JAKARTA—Harga kedelai melemah setelah mengalami peningkatan terbesar dalam lima pekan akibat investor melihat prospek lonjakan produksi di AS di tengah intensitas hujan yang tinggi di sebagian wilayah negara bagian Midwest.
Kontrak kedelai untuk pengiriman November turun 0,4% menjadi US$12,395 per bushel di bursa Chicago Board of Trade dan tercatat US$12,4275 pukul 09:28 waktu Singapura atau pukul 08:28 WIB. Harga komoditas itu menguat 1,2% kemarin atau lonjakan tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 21 Mei pada saat ekspor AS meningkat.
Kontrak komoditas tersebut diperkirakan naik 0,9% pekan ini sekaligus merupakan kenaikan berturut-turut sebanyak tiga kali. Sementara itu, para petani kedelai memanen 3,635 miliar bushels tahun ini, menurut Departemen Pertanian AS.
“Perkiraan cuaca yang bersahabat di wilayah perkebunan kedelai juga membuat harga panen baru menyesuaikan diri,” ujar analis Australia & New Zealand Banking Group Ltd. Paul Deane sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (27/6/2014). Perkiraan cuaca untuk 14 hari menunjukkan intensitas hujan di atas rata-rata di kawasan Midwest, namun diikuti oleh cuaca kering dengan suhu sedikit lebih tinggi, ujarnya menambahkan