Bisnis.com, JAKARTA— PT Phapros Tbk (non listed) dalam 5 tahun terakhir Phapros berhasil mencatat pertumbuan kinerja. Tahun ini ditargetkan perusahaan produsen Antimo ini mampu meraup pertumbuhan laba hingga 50% pada 2014.
Budi Ruseno, Direktur Keuangan PT Phapros Tbk, menjelaskan masa krusial industri farmasi telah terlewati. Tahun ini pihaknya yakin sudah bisa merasakan hasil dari kontribusi obatnya kepada BPJS Kesehatan.
“Ada 140 lelang yang kami ikuti, 60 diantaranya sudah kami menangkan. Tahun ini diperkirakan 20% dari total penjualan kami berasal dari kontribusi kepada BPJS,” tuturnya saat konferensi pers, Rabu (11/6/2014).
Adapun penurunan laba pada tahun lalu akibat naiknya harga bahan baku yang masih tergantung dengan produk impor. Hingga 90% bahan baku industri farmasi masih diimpor, sehingga sensitif dengan pergerakan mata uang dolar.
"Kinerja industri farmasi sensitif dengan dolar karena impor, sementara kami menjual produk dalam rupiah. Maka kita perluas ekspor," ungkap Budi.
Adapun Phapros menargetkan laba bersih senilai Rp63,517 miliar pada tahun ini dengan target penjualan Rp620,633 miliar.
"Penjualan Mei 2014 sudah naik 12,3%. Produk-produk yang sempat melemah di 2013 juga naik hingga 93%. Jadi trennya lebih baik dari 2013," jelas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
