Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terhadap dolar AS masih melemah 0,31% ke level Rp11.615/US$ pada pukul 11:02 WIB.
Zulfirman Basir, Analis PT Monex Investindo Futures, mengatakan pelemahan ini diakibatkan oleh serangkaian data ekonomi Amerika Serikat, termasuk durable goods orders, indeks harga rumah, dan kepercayaan konsumen, yang dirilis semalam mensinyalkan berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi AS.
“Jika ekonomi AS diindikasikan mulai pulih, maka bank sentral AS akan meneruskan kebijakan pengurangan pembelian obligasi sampai akhir tahun dan menaikkan suku bunga tahun depan. Hal ini dapat memberikan sentimen negatif bagi rupiah,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (28/5/2014).
Menurutnya, agak sulit bagi rupiah untuk ke luar dari kisaran Rp11.600 hari ini, meskipun ada kemungkinan data ekonomi Eropa dapat mendorong rupiah.
Alasannya, dari dalam negeri, pasar hingga kini masih terpengaruh efek pengumuman pasangan calon presiden dan wakil presiden, serta tidak yakin bahwa pemerintahan berikutnya akan cukup solid untuk melaksanakan reformasi ekonomi.
“Investor juga terlihat waspada menanti serangkaian data ekonomi Indonesia yang akan dirilis 2 Juni mendatang,” jelas Zulfirman.
Data ekonomi itu akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi inflasi, neraca perdagangan, dan manufaktur yang mungkin dapat menjadi katalis perdagangan lebih lanjut.
Monex Investindo Futures memperkirakan hingga akhir perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp11.590-Rp11.630/US$.