Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Kedelai naik ke level tertinggi dalam 3 pekan terdongkrak sinyal peningkatan permintaan untuk pakan ternak di China, yang merupakan konsumen terbesar dunia dari biji bahan minyak itu.
Futures untuk pengiriman Juli naik sebanyak 0,6% menjadi US$15,1425 per bushel di Chicago Board of Trade, harga tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 30 April sebelum diperdagangkan pada US$15,115 pada pukul 11:18 waktu Singapura. Futures naik 2,4% kemarin, kenaikan terbesar pada penutupan sejak September.
Industri pengolahan di China pekan lalu meminta pengiriman 600.000 metrik ton setelah 1 September, menurut survei Bloomberg. Pada bulan lalu, sebuah kelompok industri mengatakan bahwa China menghadapi risiko default sejumlah impor kedelai setelah flu burung dan kemerosotan harga daging babi menahan permintaan pakan.
"Perhatian pasar terhadap permintaan China telah berkurang, dengan membaiknya kondisi nyata," kata Paul Deane, analis pada Australia & New Zealand Banking Group Ltd dalam laporannya hari ini, Kamis (22/5/2014).
"Harga domestik China untuk daging babi, bungkil kedelai, jagung dan gandum semua rally pada bulan lalu."
Sejak 1 April, harga telur di provinsi Henan China melonjak 26%, sedangkan babi meningkat 20%, menurut data dari Shanghai JC Intelligence Co. Harga bungkil kedelai dalam negeri naik 13% dalam 9 pekan terakhir.
Kedelai berjangka di Dalian Commodity Exchange naik 0,5% menjadi 4.611 yuan per ton, setelah ditutup pada level harga 4.590 yuan kemarin, penutupan tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 7 Februari.
Di Chicago, gandum untuk pengiriman Juli sedikit berubah pada level US$6,6475 per bushel, setelah turun 0,9% kemarin. Jagung kehilangan 0,1% menjadi US$4,7425 per bushel.