Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah buruknya sentimen terhadap batu bara, nyatanya pada penutupan transaksi Rabu (16/4/2014) mayoritas saham emiten sektor pertambangan ini malah menghijau.
Bahkan ada sejumlah emiten yang kenaikannya melampaui 10% pada sesi perdagangan kemarin. PT Renuka Coalindo Tbk. (SQIM) misalnya. Saham emiten yang tengah mengembangkan bisnis batu bara ini menguat 15,56% menjadi Rp520 per lembarnya.
Namun demikian, analis dari PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan kenaikan ini hanya bersifat teknikal.
“Ini hanya sentimen sesaat karena fundamentalnya belum membaik. Enggak bertahan lama karena [ini gerakan] teknikal,” katanya pada Bisnis, Rabu (16/4/2014).
Menurut Kiswoyo, dalam 1-2 hari ke depan sentimen ini akan berbalik dan menyesuaikan dengan keadaan fundamentalnya.
Artinya, pergerakan saham emiten batu bara akan sangat bergantung dengan harga komoditasnya.
“Lebih ke arah teknikal, terkoreksi atau sideways tergantung dengan harga batu baranya,” ucap dia.
Masalahnya, kata Kiswoyo, outlook harga batu bara masih buruk paling tidak untuk 2 - 3 tahun mendatang.
Sebagai informasi, harga batu bara ICE Global Newscastle Index tercatat melemah ke level US$73,53 per ton.
Tak berbeda jauh, Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) sebesar US$74,81 per ton atau lebih rendah dibandingkan HBA bulan sebelumnya, yaitu US$77,01 per ton.
Senada, analis dari PT Panin Sekuritas Tbk. Fajar Indra menilai hal ini hanya gerak teknikal semata.
“Temporary paling, enggak mencerminkan apa-apa. Kenaikan ini bukan suatu hal yang ‘wah’,” kata Fajar.
Selain SQIM, PT Delta Dunia Makmur Tbk. juga mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 11,01% menjadi Rp121 per lembar.
Produsen batubara raksasa seperti PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Timah Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) tercatat turut menanjak.
Saham ketiga emiten tersebut masing-masing ditutup pada level Rp985 atau naik 1,55%; Rp9.625 atau menguat 0,52% dan Rp25.300 atau naik 1,61%.