Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan energi terintegrasi, PT Benakat Integra Tbk. (BIPI) mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 5853% dari US$0,92 juta pada 2012 menjadi US$55 juta sepanjang 2013.
Direktur Utama BIPI Wibowo Suseno Wirjawan, dalam keterangan resmi perseroan yang diterima Bisnis Senin (14/4/2014), mengatakan jumlah tersebut melampaui target BIPI.
“Berhasil melampaui target laba bersih perseroan yang sebelumnya ditargetkan sebesar US$41,6 juta,” katanya.
Menurutnya faktor pengerek utama lonjakan tersebut adalah konsolidasi kinerja entitas perseroan, PT Astrindo Mahakarya Indonesia (AMI).
Perusahaan tersebut bergerak di bidang infrastruktur batu baru terintegrasi. BIPI mengakuisisi AMI pada Juni 2013.
Sementara itu Direktur Keuangan BIPI Michael Wong menyatakan konsolidasi AMI tersebut berkontribusi lebih dari 84% terhadap tital pendapatan perseroan.
Dengan kondisi ini, kata Michael, pihaknya optimistis pendapatan dan EBITDa bakal terus terdongkrak.
Kenaikan laba bersih ini tentunya dibarengi dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 401%. Adapun EBITDA juga meningkat signifikan menjadi US$147 juta.
Aset BIPI pun menguat 180% menjadi US$1,3 miliar per 31 Desember 2013.
BIPI memang tengah gencar meningkatkan corporate value dengan berfokus pada segmen usaha infrastruktur pertambangan batubara terintegrasi.
“Di antaranya melalui rencana akusisi strategis PT Mitratama Perkasa dan pelepasan saham PT Elnusa Tbk.,” kata manajemen.
Sebagai informasi, pada mulanya BIPI adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan bumi.
Kini, perseroan mengembangkan diri menjadi perusahaan energi terintegrasi dan menambah portofolionya pada beberapa sektor pertambangan yang mencakup jasa infrastruktur batubara dan sektor minyak dan gas bumi.
Pada perdagangan bursa kemarin, harga saham BIPI ditutup menguat 4,5% menjadi Rp116 per lembar. Harga saham ini termasuk yang terkuat kedua sepanjang tahun ini.
Sejak pembukaan pasar 2014, level tertinggi saham BIPI adalah Rp117 per lembar yang dicapai pada pertengahan Januari.