Bisnis.com, JAKARTA— Nikel diperkirakan bakal terus menanjak. Minimnya pasokan komoditas tambang tersebut akibat beleid larangan ekspor dari Indonesia diprediksi akan mengerek rerata harga hingga ke kisaran US$15.600 per ton tahun ini.
Selasa (4/8/2014) Morgan Stanley meningkatkan proyeksi kenaikan harga nikel menjadi 8% sepanjang 2014. Adapun pada 2015 harga nikel diperkirakan terus menanjak sekitar 13% ke kisaran US$17.527 per ton.
Setelah menggelar survei langsung ke Jakarta, korporasi keuangan asal Amerika tersebut menyimpulkan faktor utama yang mendorong kenaikan harga nikel adalah beleid larangan ekspor mineral mentah dari Indonesia.
Dalam laporannya, lembaga itu memperkirakan produksi nikel asal Indonesia bakal anjlok 80% tahun ini menjadi 113.000 ton dari 640.000 ton pada tahun 2013.
Penurunan ini lantas menggerus presentase produksi nikel Indonesia terhadap total produksi global, dari 30% menjadi hanya 6% pada tahun ini. Hal ini menimbulkan efek domino pada berkurangnya produksi nikel pig iron yang diproduksi China.