Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada hari ini, Jumat (14/3/2014) diprediksi melemah.
“Kombinasi membaiknya data AS dan memburuknya data China, berpeluang memicu pelemahan rupiah hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (14/3/2014).
Rangga mengatakan penguatan rupiah berpeluang tertahan. Menyusul tidak ada kejutan dari Bank Indonesia. BI Rate bertahan di 7,5% , tetapi BI memangkas proyeksi PDB tahun ini.
“Kekhawatiran terhadap perbaikan neraca transaksi berjalan, terlihat masih ada,” kata Rangga.
Dia menilai rupiah menguat tajam kemarin, lebih karena faktor global.
Sementara itu dikemukakannya AS membaik, setelah Gubernur ECB Mario Draghi mulai bereaksi atas penguatan euro yang berlebihan sesaat, setelah data retail sales dan jobless claims AS diumumkan membaik.
Euro terpangkas cukup dalam terhadap dolar.
"Dollar index menguat tajam walaupun akhirnya bergerak melandai hingga penutupan dini hari tadi,” kata Rangga.
Buruknya data retail sales China, ujarnya, akan menambah sentimen risk aversion pagi ini.