Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat melemah pada hari, menyusul investor yang mewaspadai pidato Gubernur Bank Sentral AS the Federal Reserve Janet Yellen malam ini.
Analis PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengemukakan isi pidato Yellen dapat memberikan petunjuk lebih lanjut untuk menentukan kapan the Fed melakukan pengurangan stimulus (tapering off).
“Investor akan berhati-hati menjelang pidato Yellen nanti malam,” kata Zulfirman dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (27/2/2014).
Investor, ujarnya, juga akan bersikap waspada pasca tajamnya penguatan sejak awal Februari.
Di samping itu, tambahnya, pasar menunggu serangkaian publikasi data ekonomi Indonesia minggu depan yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut akan kondisi perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
“Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp11.625 hingga Rp11.700 per dolar AS untuk hari ini,” kata Zulfirman.
Zulfirman mengatakan grafik harian, turunnya indikator MACD dapat memberikan tenaga penguatan bagi rupiah. Rupiah perlu tetap bertahan di bawah MA 100 (11.775) untuk melanjutkan momentum penguatan.
Kegagalan, ujarnya, dapat mengisyaratkan potensi pergerakan sideways untuk beberapa sesi mendatang.
“Waspadai potensi pelemahan rupiah pasca tajamnya penguatan belakangan, terutama dengan terbentuknya candle stick hammer,” katanya.
Seperti diketahui pada pukul 10.21 WIB, rupiah melemah 0,17% ke Rp11.668 per dolar AS. Rupiah pagi ini sempat berada di atas Rp11.700 per dolar AS. Sampai dengan pk. 10.21 WIB, rupiah bergerak di kisaran Rp11.653—Rp11.704 per dolar AS.