Bisnis.com, JAKARTA—Saham maskapai penerbangan terbesar di Australia, Qantas langsung anjlok 7,9% menjadi A$1,17 pukul 11.11 waktu Sydney atau pukul 07.11 WIB setelah perusahaan itu berencana mengurangi 5.000 tenaga kerja.
Penurunan nilai saham itu memperpanjang pelemahan saham tahun lalu menjadi 25%. Penurunan itu menyeret pelemahan indeks acuan S&P/ASX 200 hingga 7,6% pada periode yang sama.
Biaya untuk menyelamatkan utang Qantas melalui mekanisme swap atas utang yang tak terbayarkan naik 235 basis poin pada pukul 11.05 waktu Sydney atau pukul 07.05 WIB, menurut Australia & New Zealand Banking Group Ltd.
Perusahaan itu juga mencatat kerugian sebelum pajak sebesar A$252 juta selama enam bulan hingga 31 Desember. Sedangkan kerugian rata-rata A$277,5 juta berdasarkan perkiraan empat analis. Sedangkan kerugian bersih tercatat A$235 juta selama periode tersebut sebagaimana dikutip Bloombereg, Kamis (27/2/2014).
Pelemahan nilai saham perushaan itu terkait dengan rencana pemangkasan tenaga kerja hingga 5.000 orang dan CEO Alan Joyce terus mengupayakan bantuan pemerintah setelah perusahaan itu rugi A$252 juta atau US$226 juta.