Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak turun di perdagangan Asia Kamis (20/2/2014) pasca dirilisnya pelemahan sektor manufaktur utama China yang mengalami kontraksi pada Februari.
Minyak mentah patokan AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun 17 sen menjadi US$103,14 per barel pada penutupan perdagangan pagi, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April turun 56 sen ke posisi US$109,91, seperti dikutip Antara.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) China, turun ke posisi 48,3 pada bulan ini. Itu menandai penurunan lebih jauh dari level 49,5 pada Januari. PMI menunjukkan kontraksi untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
"Di bawah 50 menimbulkan keraguan. (menilai) kondisi di sektor manufaktur adalah suram," kata Julian Evans-Pritchard, ekonom China pada peneliti Capital Economics dalam sebuah komentar pasar.
Investor sekarang akan fokus pada laporan stok energi AS yang akan dirilis Kamis, tertunda satu hari karena Senin merupakan hari libur di Amerika Serikat.
Kenny Kan, analis pasar pada CMC Market di Singapura mengatakan ada harapan stok akan turun, karena cuaca musim dingin yang ekstrem. Ini mendorong permintaan untuk bahan bakar pemanas dan mendongkrak harga.
Konflik yang kembali terjadi di negara-negara pengekspor minyak di Afrika, juga telah memberikan dukungan terhadap harga minyak mentah Brent dan meningkatnya kekhawatiran mengenai stabilitas di kawasan tersebut.