Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wijaya Karya (WIKA) Garap 2 Proyek Pertamina Rp1,8 Triliun

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memperoleh kontrak proyek pengembangan terminal bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero) senilai US$157,16 juta atau setara dengan Rp1,85 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA—Kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memperoleh kontrak proyek pengembangan terminal bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero) senilai US$157,16 juta atau setara dengan Rp1,85 triliun.

Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan Pardede menjelaskan proyek pengembangan terminal BBM itu terdiri dari dua lokasi di Kepulauan Riau, yakni Pulau Sambu dan Tanjung Uban.

Menurutnya, nilai kontrak proyek peningkatan kapasitas terminal BBM Pulau Sambu hingga 300.000 kiloliter (KL) itu mencapai US$94,8 juta atau sekitar Rp1,12 triliun.

Terminal itu akan dilengkapi dengan dermaga berkapasitas long range (LR) 100.000 DWT dan fasilitas terminal automation system serta blending untuk produk solar dan marine fuel oil (MFO) berstandar internasional.

Sementara itu, pengembangan terminal BBM Tanjung Uban dengan tambahan kapasitas tangki timbun sebesar 200.000 KL memiliki nilai kontrak US$62,36 juta (Rp737,2 miliar).

Proyek tersebut dilengkapi dengan terminal automation system dan dermaga baru berkapasitas LR 100.000 DWT, serta fasilitas blending mogas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk premium atau HOMC 92 dan naphta.

“Kedua proyek ini akan dikerjakan dalam jangka waktu 24 bulan atau tuntas pada akhir 2016,” katanya dalam keterbukaan informasi, Kamis (20/2/2014).

Untuk proyek Pulau Sambu, Pertamina menunjuk pemenang lelang pada 7 Januari 2014. Adapun pemenang lelang Tanjung Uban diumumkan pada 13 Januari 2014.

Setelah itu, penandatanganan dokumen surat perintah memulai pekerjaan (SPMP) kedua proyek itu dilakukan pada 22 Januari 2014.

Kedua proyek terminal BBM itu merupakan bagian dari tujuh proyek infrastruktur hilir minyak dan gas dengan nilai total US$340 juta guna mendukung rencana Pertamina untuk menjadi pemain utama bisnis niaga migas di tingkat regional.

Selain dua proyek itu, Pertamina membangun terminal liquefied petroleum gas (LPG) di Panjang (Lampung), kapal very large gas carrier (VLGC) berkapasitas 84.000 kubik metrik atau setara dengan 50.000 ton LPG, serta tiga proyek depo pengisian pesawat udara (DPPU) di tiga lokasi bandara internasional, yakni Makassar, Medan, dan Lombok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor :
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper