Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara melonjak akibat banyaknya sektor jasa seperti pembangkit tenaga listrik yang mengalihkan penggunaan gas alam ke komoditas bahan bakar tersebut.
Dalam tiga tahun pangsa batu bara terhadap produksi listrik akan naik 40,3% dari sebelumnya 39% pada tahun lalu. Sedangkan pangsa gas akan turun 27% dari 27,5%, menurut Badan Informasi energi AS.
“Menghilangnya batu bara bukanlah kebijakan terkait perubahan iklim,” ujar John Thompson, seorang analis pada Clean Air Task Force sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (13/2/2014). Dia juga mengakui bahwa penggunaan batu bara meningkat tajam.
Thompson mengatakan menggunakan teknologi yang memungkinkan sektor jasa menyerap karbon lebih baik dari pada mencoba mengurangi batu bara. Selain itu, negara lain terus meningkatkan penggunaan bahan bakar tersebut.
Harga batu bara di bursa New York Mercantile Exchange naik 13% menjadi US$57,40 per ton pada 12 Februari dari level terendah selama 12 bulan sebesar US$50,84 pada 4 September. Gas naik 49% menjadi US$4,822 per juta unit termal British.
Harga komoditas itu dilaporkan mencapai US$5,557 pada 29 Januari atau yang tertinggi sejak Januari 2010.
