Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilustrasi surat berharga/JIBI
Ilustrasi surat berharga/JIBI

 
Bisnis.com, JAKARTA—Pembiayaan surat berharga negara (SBN) neto pada Januari 2014 melonjak lima kali lipat menjadi Rp80,95 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp13,3 triliun seiring diterapkannya strategi front loading.
 
Berdasarkan data Ditjen Perbendaharaan, pembiayaan SBN Januari 2014 telah terealisasi hingga 39,5% dari target pembiayaan APBN 2014 sebesar Rp205,06 triliun. Capaian itu jauh lebih besar dari realisasi Januari 2013 sebesar 7,4% dari target APBN 2013 sebesar Rp180,4 triliun.
 
Direktur Strategis dan Portfolio Utang Ditjen Pengelolaan Utang Schneider Siahaan mengatakan pemerintah menerapkan strategi front loading dalam pemenuhan target pembiayaan. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menghindari risiko sampai akhir tahun.
 
“Masih ada risiko sampai akhir tahun yang bisa menghambat pemenuhan target pembiayaan tahun ini, sehingga harus diwaspadai. Makanya, strategi front loading dilakukan, dan respon investor untuk ikut lelang SBN juga bagus sekali,” katanya, Rabu (12/02).
 
Strategi front loading adalah strategi pembiayaan yang dilakukan pada awal tahun anggaran dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi seperti penyerapan di pasar keuangan dan kondisi perekonomian secara keseluruhan.
 
Artinya, strategi ini merupakan merupakan upaya pemerintah untuk menerbitkan SBN pada semester I lebih besar dari semester II tiap tahunnya. Strategi ini juga digunakan dalam penerbitan sukuk global dan global bond, maupun SBN domestik.
 
Dirjen Anggaran Askolani mengatakan minat investor mengikuti lelang SBN pada awal tahun ini sangat tinggi. Bahkan, dia mengaku setiap lelang SBN hampir empat kali lipat lebih tinggi dari pagu indikatifnya.
 
“Dengan begini, beban penerbitan SBN pada bulan-bulan berikutnya akan jauh lebih ringan. Soalnya kalau kita telat nanti diambil yang lain. Selain itu, kondisi ekonomi kedepannya juga belum bisa dipastikan,” tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper