Bisnis.com, NEW YORK--Harga minyak naik pada Jumat pagi WIB didukung berita positif pasar tenaga kerja setelah klaim pengangguran mingguan AS turun lebih besar dari perkiraan.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik 46 sen menjadi ditutup pada 97,84 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret naik 58 sen menjadi menetap di 106,83 dolar AS per barel di perdagangan London.
Pasar minyak memperpanjang kenaikannya setelah data AS menunjukkan klaim baru mingguan untuk asuransi pengangguran jatuh menjadi 331.000 dari 351.000 pada minggu sebelumnya.
Data cerah itu menekan greenback, yang membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang lebih kuat. Itu cenderung meningkatkan permintaan dan harga minyak.
Minyak mentah berjangka juga mendapat dukungan dari permintaan yang kuat untuk bahan bakar pemanas di Amerika Serikat, karena negara itu bergulat dengan musim dingin yang parah, kata para dealer.
"Penurunan 20.000 dalam klaim pengangguran mingguan telah membantu melemahkan dolar AS dan mendorong harga minyak AS ke tertinggi 4 minggu ketika badai salju lain bersiap-siap untuk melanda timur AS," kata analis Michael Hewson di perusahaan perdagangan CMC Markets Inggris.
Situasi ini menarik harga Brent lebih tinggi meskipun data ekonomi Eropa hari ini mengecewakan dengan pesanan pabrik Jerman turun 0,5% pada Desember.
Pasar minyak meningkat pada Rabu, setelah laporan persediaan minyak AS yang dipantau cermat menunjukkan cuaca musim dingin yang parah di sebagian besar negara itu mendorong permintaan untuk minyak pemanas.
Stok di pusat perdagangan di Cushing, Oklahoma, jatuh 1,5 juta barel, Departemen Energi (DoE) mengatakan Rabu, menunjukkan kuatnya permintaan dan mengangkat harga minyak.
Cadangan minyak mentah komersial AS naik 400.000 barel dalam pekan yang berakhir 31 January, DoE menambahkan, jauh lebih kecil dari rata-rata perkiraan analis 2,2 juta.
Tetapi pedagang fokus pada empat minggu berturut-turut penurunan hasil penyulingan, yang termasuk minyak diesel dan minyak pemanas.
Sulingan turun 2,4 juta barel, jauh lebih besar dari 2,0 juta barel yang diperkirakan.
"Kondisi pembekuan berlanjut di seluruh Amerika, mendukung permintaan minyak pemanas," kata analis Lucy Sidebotham di konsultan energi Inenco yang berbasis di Inggris.