Bisnis.com, JAKARTA - Dua emiten perbankan berencana menerbitkan obligasi pada tahun ini untuk membayar utang jatuh tempo a.l. PT Bank Internasional Indonesia Tbk. dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.
BII berencana untuk melakukan refinancing karena perseroan memiliki utang jatuh tempo pada 6 Desember 2014 sebesar Rp440 miliar.
Presiden Direktur sekaligus CEO BII Maybank Taswin Zakaria mengatakan pada tahun ini pihaknya akan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) dan obligasi senior.
"Kami berencana untuk menerbitkan obligasi senior dan subdebt tahun ini. Terkait obligasi jatuh tempo akan kami refinance dengan penerbitan baru," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2014).
Dia mengungkapkan perseroan berencana menambah modal untuk untuk menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) lebih dari level saat ini 13%.
Menurut rencana, penambahan modal akan melalui penerbitan Subdebt atau penambahan modal dari pemegang saham. Rencana ini akan masuk Rencana Bisnis Bank (RBB) pada tahun ini. Kendati demikian, dia mengaku belum memastikan besaran dan waktu penerbitan obligasi perseroan. Pihaknya masih melakukan peninjauan internal terhadap rencana penerbitan obligasi tersebut.
"Kami masih memantau kondisi pasar karena ini masih minggu pertama 2014, lihat dulu perkembangan kondisi pasar," katanya.
Pada dasarnya dia berharap penerbitan obligasi itu dapat dilakukan secepatnya. Tentu yang perlu diperhatikan adalah waktu yang tepat agar likuiditas tidak menjadi beban biaya bagi perseroan. Taswin menilai penerbitan obligasi harus efektif dan efisien. Penerbitan itu juga tetap harus mengacu pada target harga yang menguntungkan baik bagi investor maupun bagi perseroan.
Rencana penerbitan obligasi itu dilakukan guna memperkuat struktur modal. Perseroan masih memiliki ruang yang diharuskan untuk menambah modal seiring dengan pertumbuhan asset di masa depan.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan rencana permodalan perseroan akan ada penambahan modal yang diambil dari laba bersih 2013. Perseroan juga akan menerbitkan obligasi senilai Rp4 triliun.
"Jenisnya melihat kondisi pasar terlebih dahulu dan waktu penerbitannya pada saat kondisi pasar sangat memungkinkan. Kami melihat dulu nanti di semester I atau II," ujarnya.
Perseroan memiliki obligasi jatuh tempo pada 29 Mei 2014 sebesar Rp900 miliar. Dia mengaku perseroan telah menyiapkan rencana untuk pembayaran utang jatuh tempo tersebut. Emiten berkode BBTN ini mengkaji pembayaran utang jatuh tempo dengan penerbitan obligasi ataupun refinancing.