Bisnis.com, JAKARTA — Investor Asing telah menarik saham senilai US$3 miliar dari Thailand sejak aksi protes anti pemerintah dimulai pada 31 Oktober lalu.
Investor telah menempatkan saham senilai US$190 juta di Indonesia pada 2014, meskipun setelah Jakarta Composite Index turun 3,9% dalam dua hari sampai 27 Januari, di tengah aksi jual di pasar negara berkembang.
“Rotasi dari Thailand ke Indonesia masuk akal, karena kita harapkan Indonesia relatif lebih unggul,” ujar Mixo Das, Ahli Strategi Ekuitas Nomura Holdings Inc. di Hong Kong, melalu email.
Menurutnya fundamental pertumbuhan Thailand akan semakin melemah, mengingat kurangnya investasi dan ketidakpastian politik yang sedang berlangsung sehingga membebani sentimen investor. Mixo menambahkan, pihaknya akan menggunakan kesempatan ketika saham Thailand rally untuk mengalihkan dana ke pasar lain.
Kekacauan politik yang telah terjadi selama 3 bulan di Thailand telah memberikan manfaat pada negara tetangga, setelah para fund manajer menarik uang dari negara ini. Investasi-investasi jangka panjang dipertimbangkan kembali dan wisatawan telah menjauhi Bangkok.
Thailand bernasib relatif lebih buruk dari tetangga Asia Tenggara karena investor global mengalihkan uang dari pasar negara berkembang di tengah rencana Federal Reserve mengurangi pemberian stimulus.
Presiden Toyota Motor Corp. di Thailand pekan lalu mengatakan, investor jangka panjang sepertinya mempertimbangkan negara-negara lain termasuk Indonesia dan Vietnam.