Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham PGAS (21/1/2014) Dibuka Menguat 1,28% ke 4.755

Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dibuka naik 1,28% pada pagi ini (21/1/20145).
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dibuka naik 1,28% ke 4.755 pada pagi ini (21/1/20145).

Kemudian, setelah pembukaan saham PGAS bergerak turun 0,43% ke 4.675 lalu menguat lagi 0,11% ke 4.700 pada pukul 09.38 WIB.

Padahal, pada penutupan perdagangan Senin (20/1/2014), PGAS naik 7,07% ke 4.695. Sementara itu, pada penutupan perdagangan pekan lalu, PGAS ditutup naik 2,93% ke 4.385.

Serentetan penolakan atas rencana akusisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) oleh Pertamina, mendapat sambutan positif investor di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Penolakan dari berbagai pemangku kepentingan atas rencana Pertamina mengakuisisi PGN, mengembalikan kepercayaan investor terhadap saham PGN," kata amalis Panin Sekuritas, Fajar Indra seperti dikutip Bloomberg.

Seperti diberitakan sebelumnya, rencana akuisisi PGN oleh Pertamina mendapat tentangan dari berbagai pihak. Mereka antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Ketua DPR Marzuki Alie, Komisi VI DPR dan berbagai kalangan lainnya.

Ketua DPR RI, Marzuki Alie juga menyatakan bahwa DPR bakal menolak rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan agar Pertamina mengakuisisi PGN. Menurut Marzuki rencana akuisisi itu terlalu gegabah dan cenderung mengesampingkan kepentingan nasional.

"DPR menolak rencana akuisisi Pertamina-PGN. Sangat tidak masuk akal dan aneh rencana yang begitu strategis dan melibatkan dua BUMN besar hanya diputuskan dalam beberapa minggu," tegas ketua DPR Marzuki Ali, Jumat (17/1).

Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga mengungkapkan kekecewaannya atas langkah Menteri BUMN Dahlan Iskan yang tidak menginformasikan kepadanya tentang rencana akuisisi PGN oleh Pertamina. Sehingga, Hatta menegaskan sejauh ini belum ada persetujuan dari pemerintah dalam akuisisi tersebut. “Pemegang saham akan bertanya. Jadi segala sesuatunya harus dipikirkan dengan cermat, enggak gebyah-uyah," kata Hatta di Jakarta, 13/1/2014.

Adapun Komisi VI DPR resmi menolak rencana akuisisi PGN oleh Pertamina itu. Anggota Komisi VI DPR Choiruman Harahap menilai bahwa rencana PT Pertamina (Persero) untuk mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) belum mendesak untuk dilakukan.

"Untuk saat ini akuisisi PGN tidak dibutuhkan pemerintah. Yang lebih penting Pertamina dapat menguasai Blok Mahakam dari kepemilikan asing dan meningkatkan lifting minyak. Jika lifting minyak terus turun, defisit neraca perdagangan kita akan terus melebar karena impor migas juga akan semakin besar," tegas Chairuman di Jakarta, Kamis (16/1).

Choiruman menambahkan bahwa pada 5 Desember 2013, Komisi VI sudah melakukan dengar pendapat dengan Kementerian BUMN dan Pertamina. Dalam salah satu kesimpulan rapat disebutkan bahwa Pertamina tidak boleh mengakuisisi BUMN lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper