Bisnis.com, SINGAPURA—Ringgit Malaysia dan Peso Filipina memimpin kerugian nilai mata uang Asia pekan kemarin, setelah perbaikan ekonomi Amerika Serikat mendorong Federal Reserve memotong stimulus yang mengalir kepasar negara berkembang.
Data menujukkan, Bloomberg – JPMorgan Asia Dollar Index menghentikan kenaikan dalam tiga minggu setelah klaim pengangguran AS turun ke level terendah sejak November dan penjualan ritel mengalahkan perkiraan ekonom.
Menurut JPMorgan Chase & Co., mata uang Asia siap memperpanjang penurunan karena kekhawatiran kenaikan biaya pinjaman China dan yen Jepang yang terus melemah akan mengancam pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.
“The Fed akan meneruskan tapering,” ujar Andy Ji, Ahli Strategi Mata Uang Commonwealth Bank of Australia di Singapura, Sabtu (18/1). Meskipun menurutnya, data pekan kemarin menunjukkan peningkatan di AS belum benar-benar berubah.
Sementara itu sesuai harga perusahaan jasa keuangan Tullett Prebon Plc., Peso melemah 0,7% dalam lima hari terakhir untuk 45,015 per dolar di Manila. Menurut harga yang dikumpulkan oleh Bloomberg, Ringgit melemah 0,8% menjadi 3,2977 per 16 Januari.
The Asia Dollar Index, yang melacak 10 mata uang kawasan paling aktif, turun 0,3% pekan lalu.