Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) baru menggunakan dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) senilai Rp210 miliar.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menuturkan dana senilai Rp210 miliar itu telah digunakan untuk modal kerja tahun ini.
Produsen jamu asal Semarang, Jawa Tengah itu meraup dana segar Rp870 miliar dari IPO yang direalisasikan Desember 2013 lalu. Setelah dikurangi biaya penawaran umum sebesar Rp22,4 miliar, perseroan meraup hasil bersih Rp847,5 miliar.
"Dengan demikian, dana IPO Sido Muncul tersisa Rp637,5 miliar setelah dikurangi realisasi modal kerja itu," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (10/1/2014).
Sido Muncul mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp250 miliar—Rp300 milar guna pengembangan bisnis tahun ini.
Dana tersebut akan digunakan untuk perluasan pabrik Tolak Angin yang akan meningkatkan kapasitas produk hingga dua kali lipat dan pembangunan pabrik bahan baku oleh anak usaha, PT Semarang Global Indoplent.
Semua dana ekspansi tahun ini berasal dari IPO sebesar Rp870 miliar yang dilakukan Desember tahun lalu.
Pengembangan investasi perseroan terus dilakukan mengingat sejauh ini sejumlah produk Sido Muncul telah menjadi pemimpin pasar, antara lain merek Tolak Angin dan Kuku Bima masing-masing menguasai pasar sekitar 75% dan 60%.