Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPJS Kesehatan Beroperasi, Omzet Obat Generik Kimia Farma (KAEF) Bakal Melonjak

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) menargetkan kontribusi penjualan obat generik naik dari Rp350 miliar menjadi Rp800 miliar tahun ini seiring dengan penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) menargetkan kontribusi penjualan obat generik melonjak dari Rp350 miliar menjadi Rp800 miliar tahun ini seiring dengan pemberlakuan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman menuturkan pemberlakuan BPJS Kesehatan itu dinilai mampu memberikan nilai tambah bagi perseroan, baik potensi kenaikan omzet maupun laba bersih.

“Pangsa pasar obat generik mencapai Rp12 triliun dari pelaksanaan program tersebut. Itu diperebutkan oleh 240 industri,” ujarnya, Kamis (9/1/2014).

Menurutnya, kontribusi obat generik masih relatif kecil, yakni di bawah 10% dibandingkan dengan total pendapatan Kimia Farma.

Rusdi mengungkapkan perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp5,3 triliun pada tahun ini atau tumbuh 15,2% dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun lalu Rp4,6 triliun.

Adapun laba bersih diproyeksikan tumbuh 17,06% menjadi Rp247 miliar tahun ini dari target tahun lalu sebesar Rp211 miliar. “Proyeksi kami itu telah mempertimbangkan pelemahan nilai tukar rupiah,” tuturnya.

Kimia Farma berencana membangun 800 klinik di seluruh Indonesia untuk mendukung BPJS Kesehatan yang membutuhkan 5.000 klinik. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, perseroan berencana membangun 100—150 klinik setiap tahun.

“Penambahan 100 klinik ini bisa dengan cara mengakuisisi klinik independen yang sudah ada, terutama yang tidak punya jaringan atau buat sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, perseroan berencana mengambil alih sekitar 30 klinik pada tahun ini. Adapun kesiapan dananya, Kimia Farma menganggarkan belanja modal sekitar Rp30 miliar untuk merealisasikan 100 klinik tersebut.

Saat ini, perseroan memiliki 200 klinik dan adanya penambahan 800 klinik, maka kepemilikan BUMN yang bergerak di industri farmasi ini mencapai 1.000 klinik.

“Tercatat, 200 jaringan klinik itu sudah setara dengan Puskesmas yang dilengkapi dengan laboratorium dan dokter,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper