Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah terhadap Euro dan Mata Uang Lain

Kurs dolar AS melemah terhadap euro dan mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah laporan penjualan pending home (rumah yang pengurusannya belum selesai di AS mengecewakan.

Bisnis.com, NEW YORK - Kurs dolar AS melemah terhadap euro dan mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah laporan penjualan pending home (rumah yang pengurusannya belum selesai di AS mengecewakan.

Euro naik menjadi US$1,3800 sekitar pukul 22.00 GMT (Selasa pukul 05.00 WIB), naik dari US$1,3743 pada saat yang sama Jumat (27/12/2013).

Dolar AS sedikit menurun menjadi 105,11 yen dari 105,13 yen, sementara itu euro menguat terhadap mata uang Jepang, dikutip 145,05 yen dibandingkan dengan 144,47 yen pada Jumat sore.

Penjualan pending home di AS naik untuk pertama kalinya dalam 6 bulan pada November, Asosiasi Nasional Makelar Rumah (NAR), tetapi naik 0,2% atau jauh lebih kecil dari kenaikan 1,5% yang diharapkan.

Pedagang dolar AS mungkin akan fokus pada laju kecepatan pengurangan pembelian aset bulanan Federal Reserve, yang memotong stimulusnya US$10 miliar per bulan mulai Januari, demikian Benjamin Spier dari DailyFX Research.

"Gubernur Fed Bernanke menyebutkan akhir 2014 kemungkinan sebagai akhir stimulus, tetapi ia mengatakan itu akan tergantung pada rilis data yang akan datang. Jika Fed memutuskan untuk memperlambat laju pengurangan stimulus, dolar AS bisa menurun," katanya dalam catatan penelitian.

"Oleh karena itu, rilis data ekonomi yang lebih buruk dari yang diharapkan seperti rumah penjualan pending home hari ini dapat memberikan alasan bagi para pedagang untuk menjual greenback di pasar valas."

Perdagangan masih tipis menjelang liburan Tahun Baru pada Rabu, melebih-lebihkan beberapa pergerakan mata uang, kata Omer Esiner dari Commonwealth Foreign Exchange.

Dolar melemah terhadap mata uang Swiss dan Inggris. Greenback jatuh menjadi 0,8877 franc Swiss dari 0,8913 franc pada Jumat, dan pound naik menjadi US$1,6497 dari US$1,6475, demikian AFP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper