Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham AS Berfluktuasi di Tengah Data Inflasi Sebelum Keputusan Fed

Saham AS berfluktuasi, menyusul kenaikan kemarin untuk indeks Standard & Poor`s 500, karena investor menimbang data inflasi sebagai petunjuk hasil pertemuan Federal Reserve yang dimulai hari ini.

Bisnis.com, NEW YORK - Saham AS berfluktuasi, menyusul kenaikan kemarin untuk indeks Standard & Poor`s 500, karena investor menimbang data inflasi sebagai petunjuk hasil pertemuan Federal Reserve yang dimulai hari ini.

Tenet Healthcare Corp turun 3,4%, memimpin penurunan di antara saham kesehatan, tujuh dari 10 saham S&P 500 industri melemah. EBay Inc tergelincir 0,6% di tengah laporan bahwa Amazon.com Inc medekati kesepakatan untuk membeli startup pembayaran GoPago, yang bersaing dengan EBay PayPal.

Adapun Boeing Co naik 1,6% setelah otorisasi pembelian kembali saham terbesar dalam sejarahnya dan meningkatkan dividen. 3M Co naik 2,5% setelah perusahaan memproyeksikan laba 2014 di kisaran puncaknya dan melampaui perkiraan analis.

S & P 500 turun 0,2% menjadi 1.783,88 pada pukul 10:08 di New York. Indeks Dow Jones Industrial Average menambahkan 13,74 poin, atau 0,1%, ke 15.898,31. Perdagangan saham S & P 500 lebih tinggi 4,9% dari rata-rata 30 - hari ini .

"Pertemuan Fed, setiap orang mencermati hal itu," kata Bill Schultz, kepala investasi yang mengawasi sekitar US$ 1,1 miliar pada McQueen Ball & Associates di Bethlehem, Pennsylvania, melalui telepon.

"Sementara mereka tidak berpikir pembicaraan tapering akan mereda, namun masih ada beberapa kekhawatiran tentang apa yang bisa keluar dari itu. Tanpa arah mungkin adalah kata untuk hari ini."

The S & P 500 naik 0,6% kemarin, menghentikan penurunan 4 hari, di tengah kekhawatiran bahwa membaiknya data ekonomi akan mendorong the Fed untuk memperlambat stimulus besoknya.

Sekitar 34% ekonom yang disurvei oleh Bloomberg pada 6 Desember memperkirakan bahwa Fed akan mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan US$85 miliar ketika mengakhiri pertemuan kebijakan. Adapun pada dalam survei dari November hanya 17%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper