Bisnis.com, JAKARTA— Pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) terjadi berbarengan dengan lunglainya nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat.
Analis PT Mega Capital Indonesia Gene Richard mengatakan jika pengurangan stimulus menjadi keputusan bank sentral AS dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17-18 Desember 2013, IHSG diprediksi akan terus tertekan.
“(Bukan tidak mungkin pelemahan IHSG berlanjut) ke bawah level 4.000 (jika pengurangan stimulus dilakukan The Fed). Dan efeknya juga ke rupiah yang melemah,” kata Richard saat dihubungi hari ini, Senin (16/12/2013).
Dalam kondisi seperti itu,ujarnya, investor bisa memilih perusahaan yang utangnya kecil, dan memilih perusahaan yang bisnisnya tidak terpengaruh situasi ekonomi.
“Seperti sektor consumer goods dan komoditas terutama CPO (bisa dilirik saat IHSG tertekan),” kata Richard.
Seperti diketahui Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,41% ke level 4.157,76 pada perdagangan hari ini, Senin (16/12/2013).
Indeks makin tertekan dengan persentase yang makin besar dalam pergerakan pagi ini ke 4.132,67 atau turun 1,01%. Indeks kembali turun 1,15% ke level 4.126,61 pada pukul 10:21 WIB dan menjadi 4.128,83 pada pukul 10.54 WIB.
Sementara itu dari data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,09% ke level Rp12.117 per dolar AS pada pukul 10.17 WIB, dibandingkan dengan level penutupan akhir pekan lalu
Pergerakan IHSG pagi ini (16/12/2013)
WIB | % | IHSG |
09.00 | -0,41 | 4.157,76 |
10.21 | -1,15 | 4.126,61 |
10.54 | -1,10 | 4.128,83 |
Sumber, Bloomberg, 2013