Bisnis.com, JAKARTA—PT Island Concepts Indonesia Tbk. (ICON) menargetkan penaikan pendapatan lebih dari 100% pada 2014, setelah rencana penawaran umum terbatas (PUT I) perusahaan tersebut disetujui bakal digunakan untuk menjajal divisi usaha baru.
Direktur Island Concepts Octavianus Kuntjoro mengatakan adanya persetujuan untuk menerbitkan PUT I (right issue) tersebut membuat pihaknya lega karena dana untuk melakukan ekspansi divisi baru bisa terpenuhi.
“Dana right issue itu kan bakal kami pakai untuk ekspansi, besok kami bakal jualan rumah. Jadi penaikan pendapatan 100% itu sudah pasti,” ujarnya di sela rapat umum pemegang saham perusahaan, Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Octavianus merinci penaikan pendapatan tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya setelah dana right issue sebesar Rp108,97 diraih, jumlah tersebut bakal langsung dipakai sebagai belanja modal tahun depan untuk penyertaan modal PT Bhumi Lestari Makmur.
“Dari aksi tersebut, kami bakal memiliki 112 rumah dan 121 kondotel,” rincinya.
Dia membeberkan semua rumah tersebut rencananya bakal dijual dengan harga paling murah Rp2,5 miliar. Sementara 121 kondotel sebagian bakal disewakan. Asumsinya, jika semua tersebut bakal laku tahun depan, perseroan sudah meraup Rp302,5 miliar.
Sementara itu, dari divisi yang sejak awal mereka tekuni, yaitu jasa hotel dan katering, Octavianus menargetkan menjaga di kisaran Rp100 miliar. Adapun hingga saat ini perusahaan telah memperoleh pendapatan sekitar Rp90 miliar, dengan target akhir tahun Rp100 miliar.
“Divisi recurring masih tetap kita jalani dan ditargetkan tidak menurun, tetapi kami optimistis kinerja bakal membaik setelah kami masuk ke divisi development,” katanya.
Dari sisi kinerja, hingga September 2013 Island Concept mencatatkan performa yang buruk. Pendapatan perusahaan milik Frans Bambang tersebut anjlok 36,25% menjadi Rp59,12 miliar dari Rp92,76 miliar diperiode yang sama pada 2012.
Sementara laba bersih juga ikut terseret turun sebesar 86,70% dari Rp2,43 miliar hingga kuartal III 2012 menjadi Rp324,29 juta saja. Hal itu terjadi selain karena pendapatan yang anjlok, tetapi beban penghasilan yang naik 423,65% menjadi Rp1,05 miliar.
Lebih lanjut penurunan ditambah adanya kerugian aktuarial kumulatif imbalan paska kerja sebesar Rp1 miliar, yang sebelumnya tidak ada.
“Ya kalau pendapatan hingga kuartal III memang sempat menurun karena ada beberapa kontrak katering yang selesai,” ucap Octavianus.