Bisnis.com, JAKARTA—PT Island Concepts Indonesia Tbk. (ICON) akhirnya mendapat restu untuk melakukan penawaran umum terbatas I (PUT I) atau right issue sebesar Rp108,97 miliar yang bakal digunakan untuk penyertaan modal ke PT Bhumi Lestari Makmur.
Direktur Island Concepts Octavianus Kuntjoro mengatakan sebelumnya proses persetujuan dari Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sempat terhambat. Hal itu karena pihak regulator tersebut mempertanyakan kesiapan dana pembeli siaga.
“Kami sempat terkendala perihal surat referensi dari bank terkait dana pembeli siaga sebesar Rp65 miliar. Namun saat ini surat referensi dari bank sudah keluar dan bisa segera diproses,” ujarnya usai rapat umum pemegang saham di Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Dalam pelaksanaan right issue ini, pemegang saham utama perseroan yaitu Frans Bambang Siswanto akan melakukan HMETD untuk mengambil sebesar 150 juta saham atau sekitar 62,96% dari saham-saham yang akan dikeluarkan untuk menjadi haknya dalam right issue.
“Pembeli siaga sudah siap, saat ini kami tinggal menunggu jadwal untuk melakukan right issue dari pihak Bursa Efek Indonesia. Pokoknya tahun ini juga kita bakal right issue”, imbuh Octavianus.
Apabila masih terdapat sisa jumlah saham maka sisa saham itu akan dikembalikan ke portepel perusahaan. Jika pemegang saham tidak melaksanakan haknya dalam right issue tersebut maka pemegang saham mengalami delusi kepemilikan saham sebesar 17,11%.
Dana hasil PUT tersebut akan dipergunakan untuk pengembangan Beach Club dan penyertaan modal di PT Bhumi Lestari Makmur (MLM). Selain itu salah satu rinciannya bakal digunakan untuk menyewa tanah dari PT Jimbaran Hijau.
Namun sebelumnya Penilai Independen KJPP Ruky, Safrudin dan Rekan menilai salah satu rencana transaksi ICON tidak wajar. Rencana transaksi yang dimaksud adalah sewa tanah seluas 2,2 hektare (ha) senilai Rp 22 miliar tersebut.
Dalam penilaian tersebut dijelaskan, net present value atas sewa tanah di lokasi tersebut selama 20 tahun sebesar Rp25,45 miliar. Dengan demikian, transaksi sewa tanah lebih rendah 13,68% dari indikasi nilai pasar.
"Sesuai peraturan VIII.C.3, batas atas dan batas bawah pada kisaran nilai tidak boleh melebihi 7,5%," tulis penilai independen yang dipublikasikan ICON.
Berdasarkan aturan tersebut, maka kisaran nilai transaksi wajar adalah Rp23,57 miliar hingga Rp27,39 miliar. Oleh karena itu, rencana transaksi sewa tanah yang dilakukan Island Concepts dinilai tidak wajar.
Octavianus menjelaskan, memang batasan nilai atas dan bawah 7,5%, tetapi hal mengenai itu bisa disetujui, tergantung dari rapat umum pemegang saham. Dia beralasan, nilai yang dibukukan juga lebih murah, jadi sebenarnya bakal menguntungkan pemegang saham.
“Apalagi itu kan tanah kosong, nilai bukunya memang segitu. Tim penilai tersebut menilai jika sudah ada konstruksi, ya kami harus sesuai nilai buku donk,” ungkapnya.
Dari sisi kinerja, hingga September 2013 Island Concept mencatatkan performa yang buruk. Pendapatan perusahaan milik Frans Bambang tersebut anjlok 36,25% menjadi Rp59,12 miliar dari Rp92,76 miliar diperiode yang sama pada 2012.
Sementara laba bersih juga ikut terseret turun sebesar 86,70% dari Rp2,43 miliar hingga kuartal III 2012 menjadi Rp324,29 juta saja. Hal itu terjadi selain karena pendapatan yang anjlok, tetapi beban penghasilan yang naik 423,65% menjadi Rp1,05 miliar. Ditambah adanya kerugian aktuarial kumulatif imbalan paska kerja sebesar Rp1 miliar, yang sebelumnya tidak ada.