Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas masih dibayangi kesimpang-siuran isu pengurangan stimulus moneter Bank Sentral Amerika Serikat (tapering). Data nonfarm payrolls yang meningkat tak serta-merta menguatkan kepastian tapering pada Desember ini.
Harga emas untuk pengiriman Februari tercatat turun 0,05% menjadi US$1.228, 40 per troy ounce (Rp471.012,36 per gram) di Commodity Exchange, New York hari ini, Senin (9/12/2013) pukul 13:40 WIB.
Adapun harga emas spot tercatat naik 0,03% menjadi US$1.229,41 per troy ounce (Rp472.585,52 per gram).
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bagusnya data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat (6/12/2013) malam mendorong penguatan dolar AS.
“Pasar kelihatannya masih menunggu sinyal yang lebih jelas dan bank sentral AS,” katanya dalam laporan analisisnya hari ini.
Lebih lanjut dia menilai harga emas kini ada di kisaran US$1.229. Kendati sinyal rebound sudah terlihat, tetapi tren turun masih terlihat.
Menurutnya, harga masih berpotensi tertekan mendekati area US$1.210 selama masih di bawah resisten US$1.237. Sementara itu, pergerakan di atas level tersebut bakal membuka potensi rebound ke area US$1.245—US$1.255.
Hari ini tidak ada rilis data ekonomi penting dari AS. Namun demikian, kata Ariston, pasar mungkin akan menunggu pidato James Bullard, Presiden Banks Sentral AS wilayah St. Louis. Bullard akan berpidato pada dini hari nanti dan pasar berharap dapat mencari sinyal-sinyal tentang kepastian tapering off tersebut.