Bisnis.com, BALIKPAPAN - Jumlah investor pasar modal di Kalimantan Timur pada 2014 ditargetkan bisa mencapai 6.000 orang atau bertambah 2.000 orang apabila proyeksi jumlah investor pada akhir tahun bisa mencapai 4.000 orang.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Balikpapan Dinda Ayu Amalliya mengatakan program untuk meningkatkan penetrasi pengenalan pasar modal ke calon investor akan dimulai sejak awal tahun. Selain itu, kebijakan perubahan jumlah lembar saham dalam satu lot dari 500 lembar menjadi 100 lembar juga menjadi daya tarik bagi calon investor untuk masuk ke pasar saham.
“Kami harapkan hal itu bisa menjadi salah satu pendorong agar lebih banyak lagi masyarakat yang masuk ke pasar modal,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (4/12).
BEI Perwakilan Balikpapan, kata Dinda, akan aktif menggelar program yang menyasar perusahaan, komunitas maupun mahasiswa. Dia mengakui hal tersebut akan memberikan pemahaman mengenai pasar modal sehingga kesalah pahaman yang masih sering terjadi bisa dihindari. Dinda meyakini dengan memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai pasar modal, masyarakat pun akan tertarik untuk mulai mencoba instrumen investasi ini.
Berdasarkan data hingga Oktober, jumlah investor di Kaltim telah mencapai 3.800 orang. Dinda menyebutkan adanya pemekaran Kaltim menyebabkan luasan wilayah yang sebelumnya menjangkau hingga Tarakan menjadi berkurang. Akibatnya, jumlah investor yang ada di daerah tersebut pun juga tidak dihitung.
“Prediksi optimistis bisa mencapai 4.200 orang pada akhir tahun ini. Pesimisnya, sekitar 4.000 orang,” tambahnya.
Dinda berharap jumlah investor bisa mencapai 1% dari total penduduk Kaltim yang mencapai 3,5 juta jiwa. BEI Perwakilan Balikpapan juga akan menggencarkan forum calon investor sebagai wadah komunikasi bagi para calon investor untuk berkomunikasi tentang pasar modal.
Kondisi ekonomi yang masih belum sepenuhnya pulih, menurut Dinda, tidak terlalu banyak mempengaruhi pertumbuhan jumlah investor baru ke pasar modal. Meskipun tidak terlalu masif, tetapi bisa menunjukkan mulai adanya minat untuk menjajal peluang di pasar modal. “Kebanyakan masih berusia muda. Bahkan kemarin ada yang masih SMA,” tukasnya.
Selain mengincar investor ritel, BEI Perwakilan Balikpapan juga akan terus mendorong perusahaan lokal untuk mencatatkan sahamnya di lantai bursa. Dinda mengakui sudah banyak emiten yang memiliki anak usaha yang beroperasi di Kaltim. Namun, belum ada perusahaan lokal Kaltim yang tercatat sebagai emiten.
“Kalau ada yang melantai [di bursa], tentunya akan menambah tingkat kepercayaan masyarakat atas investasinya,” paparnya.
BUTUH WAKTU
Dinda mengungkapkan sosialisasi kepada perusahaan yang potensial untuk didorong melantai di bursa terus dilakukan. Tujuannya agar perusahaan tersebut paham manfaat yang bisa diperoleh ketika melantai di bursa efek. “Pemahaman dahulu kami dorong agar perusahaan bisa mengetahui opsi lain mendapatkan modal selain berhutang,” tambahnya.
Tahun ini, rencananya, BEI Perwakilan Balikpapan menargetkan satu perusahaan di Kaltim dapat melakukan proses penawaran saham perdana (initial public offering / IPO). “Tapi memang perlu waktu untuk IPO karena ada prosesnya yang harus dilalui,” katanya.
Adapun, untuk perusahaan sekuritas, saat ini tercatat telah ada sembilan perusahaan yang ada di Kaltim yakni Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Sinarmas Sekuritas, Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, Reliance Securities, Indo Premier Securities, CIMB Securities, dan MNC Securities.