Bisnis.com, JAKARTA—Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sepanjang November 2013 mencapai US$104,69 per barel, lebih rendah US$1,70 per barel dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$106,39.
Penurunan ICP bulan ini sejalan dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, setelah International Monetery Fund (IMF) merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi 3,6% dari sebelumnya 3,8%.
“Melambatnya perkiraan pertumbuhan ekonomi, khususnya kawasan Amerika Utara, negara bekas Uni Soviet, non-OECD Asia dan Amerika Selatan mengakibatkan turunnya permintaan minyak global untuk kuartal keempat tahun ini,” kata tim harga minyak Indonesia melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Meningkatnya perkiraan produksi minyak mentah dari negara non-OPEC sebanyak 1,18 juta barel per hari tahun ini. Peningkatan produksi itu disebabkan meningkatnya produksi di Amerika Utara, Eropa, Rusia, dan Azerbaizan.
Tim juga mencatat, perawatan ekstensif kilang di kawasan Atlantik Basin, dan perawatan berkala kilang di China dan Jepang juga ikut mengakibatkan turunnya permintaan minyak mentah global hingga 2 juta barel per hari.
Selain itu, peningkatan stok minyak mentah komersial Amerika Serikat bulan ini yang mencapai 7,6 juta barel juga ikut menurunkan harga minyak global. Apalagi, tingkat stok minyak di Eropa juga telah mencapai level stok tertinggi dalam setahun, sebagai akibat dari turunnya tingkat pengolahan minyak.