Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik seiring membaiknya sektor manufaktur AS dan pertumbuhan ekonomi China sehingga mengisyaratkan permintaan di negara itu akan meningkat.
Harga minyak mentah meningkat 1,2% setelah Institute for Supply Management melaporkan indeks pabrik naik ke posisi 57,3 pada November dari 56,4 pada bulan sebelumnya. Perbaikan kinerja sektor manufaktur terjadi di China dan kawasan euro bulan lalu.
Sedangkan selisih WTI terhadap harga Brent di bursa London meningkat mendekati level tertinggi dalam delapan bulan.
“Minyak mentah menguat akibat membaiknya indikasi sektor manufaktur,” ujar John Kilduff, seorang mitra usaha Again Capital LLC sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (3/12/2013). Menurutnya, terjadi pertumbuhan di AS, China, Inggris dan di sejumlah negara lainnya sehingga meningkatkan permintaan atas sektor energi, terutama untuk kebutuhan transportasi.
WTI untuk pengiriman Januari menguat US$1,10 menjadi US$93,82 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Sedangkan volume seluruh kontrak tercatat 16% di bawah rata-rata 100 hari pada pukul 14.50 waktu setempat atau pukul 01.50 WIB.
Brent untuk pembayaran Januari naik US$1,76 atau 1,6% menjadi US$111,45 per barel di bursa London. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak 10 Oktober. Sedangkan kontrak menyentuh US$112 untuk pertama kalinya sejak 10 Oktober.