Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik dari level terendah dalam lima bulan akibat spekulasi permintaan terhadap minyak mentah meningkat. Hal ini sejalan dengan berakhirnya perbaikan berkala kilang minyak, sehingga memacu produksinya.
Menurut survei Bloomberg, Badan Informasi Energi memperkirakan kilang akan beroperasi hingga 89,2% dari total kapasitas pekan lalu, atau naik 8% dari kondisi 8 November. Suplai minyak mentah meningkat hingga pekan ke sembilan dan nilai kontrak minyak menguat 0,3%.
“Saya telah mengubah perkiraan untuk WTI dari posisi pasar tidak bergairah menjadi bergairah,” ujar Stephen Schork, presiden Schork Group Inc. di Pennsylvania sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (20/11/2013).
WTI untuk pengiriman Desember naik 31 sen menjadi US$93,34 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Kontrak menyentuh US$92,43 atau yang terendah sejak 4 Juni. Sementara itu, volume dari seluruh kontrak 8% di bawah rata-rata 100 hari pada pukul 16.37 waktu setempat atau pukul 03.37 WIB.
Di sisi lain, Brent untuk pengiriman Januari turun US$1,55 atau 1,4% dan berakhir di posisi US$106.92 per barel di bursa ICE Futures Europe, London. Selisih harga minyak acuan Eropa itu terhadap WTI tercatat US$13,03 pada bulan yang sama atau turun dari US$14.79 pada perdagangan sebelumnya.
