Bisnis.com, JAKARTA—Buruknya kinerja rupiah terhadap dolar AS dinilai semakin membuat investor asing kembali melakukan aksi jual bersih di pasar modal dan indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot.
“Buruknya posisi rupiah kembali membuat asing ‘keluar’ dari pasar dan indeks masuk ke level support yang baru di 4.191,” ujar Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, Selasa (26/11/2013).
Menurutnya, hal tersebut ditambah adanya kekhawatiran pasar terkait pergerakan pasar saham regional yang mulai kehabisan tenaga untuk menguat. Yang paling mengganjal adalah ketakutan pergerakan IHSG yang tidak mengikuti regional.
“Yang paling mengkhawatirkan dari pelemahan rupiah adalah kemungkinan IHSG tidak mengikuti pergerakan regional. Bisa jadi saat Asia menguat, IHSG malah anjlok,” paparnya.
Ketika ditanya terkait mulai naiknya aksi jual investor asing, Satrio mengungkapkan posisi asing yang dijual kali ini kemungkinan adalah simpanan pada 2010.
“Menurut saya posisi dana asing di bursa saham Indonesia saat ini adalah yang terburuk dalam 3 tahun terakhir,” ungkapnya.
Satrio menambahkan jika dilihat sejak 2008, posisi asing hanya sekitar Rp30 triliun. Namun menurutnya kans keluarnya dana tersebut dari bursa saham sangat kecil, kecuali Indonesia dilanda krisis ekonomi yang parah.
Pada perdagangan Selasa (26/11/2013) lalu indeks anjlok 2,30% ke 4.235,26. Perdagangan mencetak total volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 7,49 miliar saham.
Selain itu tercatat sebanyak 58 saham naik, 200 saham turun, 69 tak bergerak, dan 149 tak ditransaksikan. Transaksi yang dibukukan senilai Rp8,81 triliun, terdiri dari transaksi di pasar reguler Rp7,69 triliun dan pasar negosiasi Rp1,11 miliar.
Investor asing diketahui masih mencetak aksi jual bersih (nett sell) di pasar reguler Rp205 miliar. Namun secara akumulasi mencetak nett sell sebesar Rp54,54 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Sementara pergerakan bursa saham regional Asia mayoritas tercatat melemah, indeks Hang Seng Hongkong turun 0,01%, indeks Nikkei Jepang anjlok 0,67%, dan indeks Straits Times Singapura merosot 0,22%.