Bisnis.com, JAKARTA - Pelonggaran sanksi terkait perdagangan emas dengan Iran tidak banyak berdampak pada harga komoditas tersebut, menurut Standard Bank Group Ltd. dan Societe Generale SA.
“Harga emas ditentukan oleh sebuah kekuatan yang sangat besar saat ini,” ujar Walter de Wet, seorang analis pada Standard Bank di Johannesburg sebagaimana dikutip Bloomberg, (25/11/2013).
Pernyataan itu dikeluarkannya sebelum Iran dan sejumlah negara besar mengumumkan kesepakatan nuklir mereka kemarin.
Harga emas turun 26% tahun ini dan menuju penurunan per tahun terbesar dalam tiga dekade setelah para investor kehilangan kepercayaan pada logam tersebut sebagai lindung nilai.
Kendati Iran tidak mengeluarkan cadangan emasnya, tetapi permintaan terhadap komoditas untuk perhiasan itu tahun lalu tercatat 36,9 metrik ton atau 1,4% dari cadangan global, menurut data dari Thomson Reuters GFMS.
Sementara itu, menurut Roubini Global Economics LLC dalam sebuah laporannya pada Mei, negara Teluk Persia kemungkinan memperpanjang kepemilikannya pada 2012 dan awal tahun ini dengan menjadikan logam sebagai alat pembayaran untuk ekspor energi.
Kesepakatan yang dicapai di Jenewa tersebut merupakan yang pertama sejak program nuklir Iran mendapat pengawasan ketat sejak 2003. Negara Teluk Persia tersebut akan menerima bantuan sebesar US$7 miliar sebagai kompensasi atas sanksi pada negara tersebut selama enam bulan, termasuk penghentian penjualan emas dan perhiasan ke Iran.