Bisnis.com, JAKARTA—Harga karet turun hingga hari kedua setelah yen menguat dari level terendah dalam dua bulan terhadap dolar AS sehingga menurunkan daya tarik kontrak berdenominasi mata uang Jepang tersebut.
Kontrak untuk pengiriman April di bursa Tokyo Commodity Exchange turun hingga 1,4% menjadi 257,5 yen per kilogram (US$2.581 per metrik ton) dan diperdagangkan pada posisi 258,4 yen pukul 10.17 waktu setempat atau pukul 08.17 WIB. Untuk tahun ini kontrak karet turun 15%.
Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang negara maju lainnya setelah Ketua Bank Sentral New York, William Dudley mengatakan meski muncul optimisme bahwa ekonomi akan membaik namun kebijakan yang akan diambil kemungkinan tetap akomodatif terhadap posisi jangka panjang.
“Pasar kehilangan gairah setelah penguatan dolar AS terhadap yen terhenti,” ujar Takaki Shigemoto, analis pada perusahaan riset JSC Corp. di Tokyo sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (19/11/2013). Dia menambahkan karet rentan terhadap aksi jual tanpa dukungan dari pasar mata uang pada saat suplai dari Asia Tenggara berlebih.
Kontrak juga turun setelah minyak mentah di New York turun ke level terendah dalam lima pekan sehingga mendorong spekulasi bahwa harga karet sintesis akan turun, ujarnya. Harga minyak WTI untuk pengiriman Desember tercatat US$93,03 per barel kemarin atau yang terendah sejak 31 Mei.
Harga karet untuk pengiriman Mei di bursa Shanghai Futures Exchange turun 0,2% menjadi 19.090 yuan (US$3.134) per ton.