Bisnis.com, JAKARTA—Produsen obat herbal dan jamu PT Sido Muncul diperkirakan melepas saham dengan harga di kisaran Rp667—Rp1.000 dalam rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Dari informasi yang dihimpun Bisnis, angka tersebut diperoleh dari hasil pembagian antara kisaran target raupan dana sebesar Rp1 triliun—Rp1,5 triliun dengan jumlah saham yang akan dilepas ke publik sebesar 1,5 miliar lembar saham.
Direktur Utama Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan meskipun sempat tertunda dari rencana semula September lalu, perusahaan yang berbasis di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah itu memastikan melepas 10% sahamnya kepada publik sekitar pertengahan bulan depan.
Menurutnya, Sido Muncul akan menggunakan 52% dana IPO untuk investasi penambahan kapasitas produksi, sedangkan sisanya 48% akan digunakan untuk modal kerja .
“Tidak ada target khusus untuk investor, semua masyarakat menjadi target kami, baik investor lokal maupun asing,” ujarnya saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Dalam aksi korporasi itu, Sido Muncul telah menunjuk dua sekuritas sekaligus sebagai penjamin emisi (underwriter), yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Kresna Graha Securindo. “Kami ingin menambah pabrik baru di Klepu, Ungaran,” ujar Irwan.
Saat ini, pabrik bahan baku di kawasan tersebut hanya satu. Ke depan, Sido Muncul ingin menambah dua pabrik. Sido Muncul juga akan mengembangkan produk minuman herbal, obat-obatan herbal, dan kopi.
Sekretaris Perusahaan Sido Muncul Tiur Simamora menuturkan pihaknya masih menunggu pernyataan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah izin efektif diperoleh, pihaknya dijadwalkan menggelar penawaran awal (bookbuilding) dan paparan publik, Senin (18/11).
“OJK menjanjikan Senin awal pekan ini, tetapi belum keluar hingga hari ini,” tuturnya.
Setelah itu, dilanjutkan roadshow ke berbagai kota besar. Selain Jakarta, Sido Muncul akan roadshow ke Surabaya, Semarang, dan Bandung. Bahkan, roadshow juga akan dilakukan di tiga negara, yakni Singapura, Malaysia, Hong Kong.