Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures memperkirakan setidaknya nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat akan menguat dalam 2 hari ini, Kamis dan Jumat (7-8/11/2013).
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan penguatan rupiah tersebut sejalan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi dan data pekerja Amerika Serikat yang melemah pada kuartal III/2013.
Rencananya data pertumbuhan ekonomi AS tersebut akan diumumkan hari ini atau Kamis malam waktu Indonesia.
Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi AS kuartal III/2013 diperkirakan sebesar 2%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 2,5%.
Data penambahan payrolls Oktober, diperkirakan sebanyak 125.000 orang, turun dari September yang sebanyak 148.000 orang.
“Rupiah diprediksi menguat terbatas, untuk hari ini dan besok. Diperkirakan bergerak di kisaran Rp11.230-Rp11.300 per dolar AS,” kata Zulfirman saat dihubungi Kamis (7/11/2013).
Dengan ada prediksi pertumbuhan ekonomi AS yang melambat, memberikan sentiment negatif bagi dolar.
Prediksi melemahnya pertumbuhan ekonomi tersebut, ujar Zulfirman, juga menimbulkan kemungkinan pengurangan stimulus (tapering off) AS bakal kembali ditunda.
Zulfirman mengatakan meski menguat, sejumlah data yang akan dirilis di kawasan Eropa dan China dalam 24 jam mendatang akan mempengaruhi pergerakan dolar AS yang tentunya berimbas pada nilai tukar rupiah.
“Ekspektasinya tapering ditunda, tapi mesti waspadai event penting dalam 24 jam ini,” kata Zulfirman.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah terpantau terapresiasi 0,35% ke Rp11.370 per dolar AS pada pukul 08.02 WIB, dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir kemarin yang bertengger di angka Rp11.410.
Adapun data yang dirilis dalam 24 jam mendatang ini adalah:
- Pertemuan bank sentral Eropa, European Central Bank yang akan menentukan suku bunga yang diprediksi besarannya dipertahankan atau dikurangi. Jika kebijakan tersebut yang dilakukan akan menguatkan dolar AS
- Bakal diumumkannya data ekonomi China