Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Global Anjlok, CPO Genjot Pasar Domestik

Anjloknya pasar CPO dunia memaksa kalangan produsen dalam negeri untuk memacu potensi pangsa pasar lokal
Bisnis.com JAKARTA—Di tengah anjloknya harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) global, Indonesia kini menggenjot pasar domestik sambil terus berjuang menghadapi berbagai tantangan yang menyeret naiknya harga dan ekspor CPO.
 
Harga CPO beberapa tahun belakangan ini memang tercatat melemah ke kisaran 2.300 ringgit atau sekitar US$700 per ton. Angka ini turun drastis dibandingkan dengan tahun 2010—2011 ketika harga mencapai sekitar US$1.000 per ton.
 
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, kondisi ini tak akan berlangsung lama mengingat kelapa sawit dan produk turunannya adalah bahan pokok bagi sejumlah negera industri, seperti China dan India.
 
“Saya berkeyakinan bahwa [penurunan harga] ini bersifat temporary. Dalam situasi seperti ini kita harus jeli memanfaatkan pasar domestik seperti biofuel. Penting [juga] hilirisasi agar bisa menambah nilai,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (16/10/2013).
 
Pemerintah kini menggencarkan produksi dan pemakaian biodiesel yang mengandung 10% CPO di dalamnya untuk meningkatkan permintaan CPO dalam negeri.
 
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, menguraikan volume produksi tahun ini ditargetkan mencapai 27 juta ton, naik dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 25,7 juta ton.
 
Adapun ekspor tahun lalu tercatat sebesar 19,6 juta ton sedangkan tahun ini, dia memperkirakan, tak akan banyak berubah.
 
Walau volume produksi naik Derom mengungkapkan nilainya tak akan naik, “Karena harga turun, nilainya juga turun.
 
Terlebih melemahnya nilai tukar rupiah memperparah keadaan ini. Saat ditanya berapa presentase penurunan nilai dalam rupiah, dia mengaku belum mempunyai angka pastinya.
 
Soal harga CPO yang terus turun, Derom memaparkan, hal ini tak semata—mata berdasarkan pada permintaan dan pasokan. Ada faktor sentimen yang seringkali dimanfaatkan pihak—pihak tertentu untuk menurunkan harga CPO.
 
Derom menuturkan, DMSI menemukan beberapa data yang melebih—lebihkan pasokan Indonesia sehingga menyebabkan harga turun.
 
“Kami selalu melawan keterangan [salah] tersebut,” ucapnya.
 
Penyelewengan data ini, menurut Derom, dikarenakan lemahnya sistem pusat data. Hingga kini belum ada data terpadu mengenai perkembangan jumlah pasokan kelapa sawit dan produk turunannya di Indonesia setiap bulannya.
 
Adapun data terakhir menunjukkan, persediaan CPO global melonjak 17% ke level 9,2 juta ton pada akhir 2013—2014. Kenaikan itu tak diimbangi dengan permintaan yang hanya naik sebesar 4,5%; terburuk dalam 12 tahun terakhir.
 
Pasokan maksimal CPO Indonesia sendiri tak akan lebih dari 3,3 juta ton per bulan.
 
Belum selesai sampai di situ, CPO juga masih terganjal oleh isu lingkungan yang merebak di sejumlah negara Eropa. CPO dicap sebagai produk tak ramah lingkungan dan tidak baik untuk kesehatan.   (ra)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper