Bisnis.com, MUMBAI - Minyak kelapa sawit turun ke level terendah dalam lebih dari 6 minggu karena penurunan harga minyak mentah mengurangi daya tarik minyak nabati sebagai bahan baku biofuel dan laju ekspor dari Malaysia melambat.
Kontrak untuk pengiriman Desember kehilangan sebanyak 1,1% menjadi 2.268 ringgit (US$ 706) per metrik ton di Bursa Malaysia Derivatives, terendah untuk kontrak berjangka sejak 12 Agustus, dan berada di 2.282 ringgit oleh istirahat tengah hari di Kuala Lumpur.
Harga turun 5,1% bulan ini setelah maju yang paling dalam hampir 3 tahun pada Agustus. Palm untuk pengiriman fisik Oktober berada di level 2.335 ringgit, kemarin, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
West Texas Intermediate untuk pengiriman November turun untuk hari keenam, yang merupakan jangka terburuk sejak Mei 2012, karena kenaikan cadangan AS.
Kelapa sawit merupakan bahan baku terbesar untuk biodiesel setelah minyak kedelai dan sebanyak 6,34 juta ton kemungkinan akan diproses menjadi bahan bakar tahun ini, 11% lebih dari 2012, menurut Oil World, sebuah perusahaan riset yang berbasis di Hamburg .
“Harga minyak mentah telah menurun dan menghilangkan insentif untuk menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan biodiesel,” kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, broker yang berbasis di Mumbai. "Alasan lain pelemahan minyak sawit adalah angka-angka ekspor yang telah turun.”
Pengiriman dari Malaysia naik 6,5% menjadi 1,24 juta ton pada 25 hari pertama September dari periode yang sama bulan sebelumnya, surveyor Intertek mengatakan, kemarin . Angka ini lebih lambat dari pertumbuhan 13% dalam 20 hari pertama September.
Kedelai untuk pengiriman November turun 0,7% menjadi US$13,1275 per bushel di Chicago Board of Trade. Minyak kedelai untuk pengiriman Desember turun 0,5% menjadi 41,88 sen per pon.
Minyak kelapa sawit untuk pengiriman Januari turun 0,3% menjadi 5.384 yuan (US$880) per ton di Dalian Commodity Exchange. Minyak kedelai menurun 0,5% menjadi 7.026 yuan.