Bisnis.com, JAKARTA— Setelah Moody's Investor Service memperkirakan PT Bumi Resources Tbk berpotensi menjual aset atau restrukturisasi utang sebelum akhir tahun, bagaimana pergerakan harga saham emiten berkode BUMI?
Berdasarkan pantauan Bisnis, pagi ini, Rabu (25/9/2013), harga saham emiten milik Grup Bakrie itu dibuka melemah 1,01% ke level Rp490.
Namun, pada pukul 11.14 WIB, harga saham BUMI berbalik arah dan menguat 3,03% ke level Rp510 dan menjadikannya berkapitalisasi pasar Rp10,59 triliun.
Sepanjang hari ini, saham BUMI bergerak pada kisaran Rp480-Rp520. Jika dilihat dari awal tahun (year to date), saham BUMI tercatat telah turun 13,56%.
Berdasarkan catatan Bisnis, likuiditas Bumi Resources diperkirakan hanya mampu bertahan dalam periode waktu 3-6 bulan ke depan, sehingga berpotensi menjual aset atau melakukan restrukturisasi modal sebelum akhir tahun ini.
Dalam laporan Moody’s bertajuk Liquidity Is Vital for Asian Coal Producers amid Oversupply and High Leverage yang dirilis Selasa (24/9/2013) disebutkan opsi yang sangat mungkin dilakukan BUMI adalah menjual non-core assetsnya seperti Bumi Resources Minerals.
Moody’s juga merevisi harga rata-rata pada 2013 untuk batu bara termal Newcastle menjadi US$80-85 per ton dan US$150 per ton untuk batu bara hard coking Queensland. (ltc)