Bisnis.com, JAKARTA—Harga karet melemah sehingga memangkas penguatan harga per pekan, menyusul penurunan harga minyak mentah yang membuat daya tarik alternatif produk sintetis untuk ban kendaraan tersebut menjadi berkurang.
Kontrak karet untuk pengiriman Februari di bursa Tokyo Commodity Exchange melemah hingga 1,3% menjadi 281,5 yen per kilogram (US$2.829 per metrik ton).
Komoditas tersebut diperdagangkan pada posisi 282,5 yen pada pukul 10.36 waktu setempat atau pukul 07.36 WIB.
Penurunan itu dilaporkan juga memangkas keuntungan sebesar 39% untuk kontrak komoditas paling aktif pekan ini.
Menurut Rubber Research Institute of Thailand, karet asal negara itu untuk sistem free-on-board menguat 0,6% menjadi 83.20 baht (US$2,67) per kilogram kemarin, Kamis (19/9/2013).
Para petani tidak puas dengan randahnya harga karet sehingga sebagian dari mereka melakukan aksi demo dengan menutup jalan di provinsi bagian selatan Nakhon Sri Thammarat, menurut gubernur provinsi tersebut, Viroj Jivarungsan sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (20/9/2013).
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun hingga pekan kedua setelah produksi Libia naik dan Presiden Suriah Bashar al-Assad memberikan akses kepada PBB untuk memeriksa senjata kimianya.
Kontrak sedikit berubah setelah mengalami penurunan 1,6% yang merupakan penurunan keempat dalam lima hari.
Produksi minyak mentah Libia diperkirakan naik hingga 800.000 barel per hari setelah lima dari sembilan terminal ekspor negara itu kembali beroperasi.