Bisnis.com, LONDON - Gula, kakao, dan kopi tercatat naik setelah Federal Reserve (the Fed) menyatakan akan meneruskan stimulus moneternya untuk ekonomi AS.
Kakao untuk pengiriman Desember naik 0,27% ke posisi US$2.630 per ton di ICE Futures AS dan sempat bertengger pada level US$2.657 per ton, tertinggi sejak 14 September tahun lalu.
Adapun gula untuk pengiriman Maret melonjak 1,4% menjadi 17,74 sen per pound dan kopi arabika tercatat naik 1,2% ke level US$1,162 per pound. The Standard & Poor’s GSCI mencatat 24 komoditas bahan mentah naik 0,9% setelah mencetak reli 1,5%.
The Fed menyatakan, mereka ingin membuktikan sejauh mana peningkatan perekonomian AS sebelum mulai mengurangi stimulus moneter bagi negara tersebut.
Sejauh ini the Fed mengalokasikan dana sebesar US$85 miliar per bulan untuk belanja obligasi guna menopang perekonomian. Sebelumnya, analis memprediksi bank sentral tersebut setidaknya akan memangkas US$5 miliar dari anggaran belanja itu.
Menurut pedagang di Boman Capital SA di Genewa, Swiss, Jonathan Bouchet, aksi the Fed itu mengejutkan banyak pihak. “Konsumsi komoditas bahan mentah kemungkinan akan naik secara perlahan dipicu oleh aksi bank sentral di seluruh dunia yang melakukan tindakan serupa the Fed. Anda bisa melihat dengan jelas rebound pada keseluruhan pasar komoditas,” kata Bouchet.
Sementara itu, sepanjang tahun ini gula dan kopi membukukan penurunan sebesar 9,6% dan 19% di New York karena pasokan yang berlimpah. Adapun keterbatasan pasokan kakao berhasil mengerek komoditas tersebut sebesar 18%. Kakao tercatat sebagai komoditas dengan performa terbaik kedua di GSCI setelah minyak mentah.