Bisnis.com, JAKARTA—Harga karet bergerak naik dari level terendah dalam dua pekan setelah nilai tukar Jepang melemah terhadap dolar AS.
Penguatan harga karet itu terjadi di tengah spekulasi soal putusan the Fed soal pengetatan stimulus. Kondisi itu tak pelak membuat kontrak berdenominasi nilai tukar yen semakin seksi di mata pasar.
Kontrak untuk pengiriman Februari di bursa Tokyo Commodity Exchange naik hingga 1,3% menjadi 275,6 yen per kilogram (US$2.776 per metrik ton) dan tercatat 274,7 yen pukul 11.06 waktu setempat atau pukul 08.06 WIB. Sebelumnya kontrak paling aktif itu turun 268,4 yen atau yang terendah sejak 2 September. Sedangkan pekan lalu harga karet turun 3,8%.
Yen mengalami depresiasi jadi 99,28 per dolar AS setelah mencapai level tertinggi dalam dua pekan kemarin. Komisi Pasar Besar Federal akan memperlambat pembelian obligasi per bulan menjadi US% US$75 miliar dari US$85 miliar pada pertemuan yang dilaksanakan hari ini sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (17/9/2013.
“Fokusnya adalah apakah the Fed akan memutuskan untuk memperketat stimulus dan bagaimana pasar uang akan bereaksi pada putusan tersebut,” ujar Takaki Shigemoto, seorang analis perushaan riset JSC Corp. di Tokyo.