Bisnis.com, JAKARTA— Trust Securities memperkirakan pekan depan bursa Asia masih akan bergerak variatif, menyusul adanya aksi wait & see pelaku pasar terhadap rapat FMOC pada 18 September waktu AS atau 19 September 2013 dinihari WIB.
“Laju bursa saham Asia variatif,” kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam analisanya untuk pergerakan bursa pekan depan.
Pemicu masih variatifnya bursa saham Asia:
- Masih adanya aksi wait & see pelaku pasar terhadap rapat Federal Commission on The Free Market (FOMC) pada pekan depan
- Saham-saham komoditas memimpin penurunan, dengan sentimen masih terjadinya negosiasi antara Rusia-Suriah sehingga mengurangi kekhawatiran akan terjadinya lonjakan harga minyak mentah
- Adanya rencana pemerintah China untuk mengurangi konsumsi batubara untuk mengurangi polusi
- Adanya rilis kenaikan industrial production dan capacity utilization Jepang turut direspon positif
“Aksi wait & see terhadap hasil rapat FOMC The Fed AS pekan depan juga turut dirasakan pada bursa saham Eropa yang pergerakannya masih di zona merah,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, pelaku pasar juga masih mencermati pertemuan antara AS-Rusia di Jenewa untuk membahas penarikan senjata kimia Suriah.
Adanya rilis positif kenaikan trade balance Irlandia tampaknya kurang kuat mengangkat indeks saham Eropa. Di sisi lain, pelemahan juga dipicu penurunan saham komoditas seiring mulai berkurangnya ketegangan di Suriah.
Adanya rilis pertumbuhan penjualan ritel di bawah estimasi, penurunan consumer sentiment index, dan kenaikan tipis business inventories membuat laju bursa saham AS menghijau.
“Dengan rilis data-data tersebut membuat estimasi pelaku pasar bahwa tappering off stimulus The Fed kemungkinan akan dilakukan secara moderat sehingga tidak akan mengguncang pasar keuangan,” ujarnya.
Di sisi lain, ujarnya, pelaku pasar juga tampaknya telah siap mengantisipasi pengurangan stimulus dari besarannya saat ini US$85 miliar per bulannya. (ltc)