Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures memprediksi perhatian pasar pekan depan, akan lebih memantau pergerakan dolar Amerika serikat (AS) dibandingkan perubahan harga emas.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pada Rabu waktu AS atau Kamis (19/9/2013) dinihari WIB, pasar memprediksi kebijakan pengurangan stimulus lah yang dilakukan Amerika Serikat, sehingga akan berpeluang menguatkan dolar.
“[Harga emas bakal] terjadi konsolidasi. Menunggu,” kata Ariston saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, Minggu (15/9/2013).
Selama menunggu sampai pengumuman kebijakan stimulus AS dibeberkan, atau hingga 4 hari ke depan, Ariston memperkirakan harga emas akan berada di kisaran US$1.290-1.360/troy ounce atau US$41,47-US$43,72/gram.
Menurutnya, jika stimulus tidak jadi dikurangi, maka diasumsikan pelaku pasar akan balik memprimadonakan komoditas, salah satunya adalah emas.
Ketika ditanyakan apakah saatnya membeli emas dalam kurun waktu menjelang Bank Sentral AS, The Fed, mengumumkan kebijakan stimulus negara tersebut, Ariston mengatakan agar investor lebih baik di posisi menunggu.
“Lebih baik menunggu setelah keputusan [stimulus AS] ke luar. [Apalagi] asumsi [AS] ke arah mengurangi [stimulus],” kata Ariston.
Namun, tambahnya, kepemilikan emas berprospek sebagai investasi jangka panjang. Mengingat masih adanya potensi krisis ekonomi dunia, yang bisa mengerek harga emas.
“Apalagi dikaitkan data inflasi, sehingga memilih emas untuk mengamankan nilai aset,” ujarnya. (ltc)